Tuesday, 28 June 2011

Beksi Tradisional H Hasbullah Tampil Gemilang di Senayan

Jumat, 11 Desember 2009



Ajang bisnis nasional di Plaza Parkir Timur Senayan Jakarta Pusat Ahad pekan lalu menampilkan ratusan stand. Di antaranya adalah stand Silat Tradisional (Zona Olahrga) di bawah naungan Forum Penyinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia (FP2STI). Dari belasan perguruan silat tradisional yang bergabung di FP2STI, salah satunya adalah Perguruan Pencaksilat Beksi Tradisional H Hasbullah (PPSBTHH) yang diketuai Ustadz Mualih Yahya (45) HP 087880113999
dan guru besar Baba Sabenuh Masir (60) HP 021-98014937, 95016617, 085693474003.
PPSBTHH memang telah membuka puluhan kolat (kordinator/komando/unit latihan). PPSBTHH eksis di Yayasan Pendidikan Islam (MTs) Al Quraniyah Jln H Ridi dan Kolat Pusat Jln Ciledug Raya No 10 RT 02/03 Ulujami, Pesantren Pengadegan Timur Pancoran Jaksel, dan kolat-kolat lainnya ( Lihat Daftar Tempat Latihan / KOLAT Kami ). Tiap bulan PPSBTHH membuka kolat baru. Menurut para pimpinan FP2STI antara lain Ajad Sudrajat SH, 35 HP 081311344031; Alda, 40; Ochid; Iwan, bahkan Oong Maryono, 55, HP +62218416011, fax +6221841666, alamat Padepokan Pencaksilat Indonesia Jln Taman Mini 1 Jakarta Timur 13560, www.kpsnusantara.com, Perguruan Pencaksilat Beksi Tradisional H Hasbullah pimpinan Ust Mualih Yahya dan Baba Sabenuh Masir memang sebuah perguruan silat tradisional yang terdinamis dan maju.  Ketika puluhan pesilat Beksi Tradisional H Hasbullah tampil menjalankan jurus-jurus kebolehannya, ratusan penonton mengitari, menyaksikan dengan kagum semua jurus yang diperagakan mereka. Syahrul bin Bushro, 7, masih duduk di kelas 1 SDN Kebagusan Jaksel, mengawali demo jurus dasar Beksi. Tepuk tangan riuh mengapplouse kepiawaian Pebeksi cilik itu bergaya di bawah tatapan ratusan penonton.
Kemudian muncul 8 peBeksi usia 10-12 tahun jalankan jurus Beksi Kombinasi satu dengan kompak. Rama, 12, unjukkan style golok. Penonton makin tertarik kagum, lelaki usia sebelia ia sudah lihai bermain golok sungguhan. Setahun belajar Beksi sudah bisa mainkan beberapa jurus Beksi H Hasbullah. Rosyikin SAg, 31, eks pelatih Taek Wondo dan sering merebut medali sejak remaja, kini jadi pelatih Beksi Tradisional H Hasbullah tampilkan jurus sekaligus bergolok. Rosyikin SAg HP 021-92156146.
Wahyudi Tejalaksana, 22, HP No 021-83237033, kerap dipanggil Yudi, peBeksi kelas tur antar provinsi utusan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Pemda Provinsi DKI Jakarta ke berbagai event seni dan olahraga Bengkulu, Sulawesi, Maluku dan lain sebagainya, mainkan jurus Beksi juga golok. Setelah Yudi, Ali Aswar unjuk kebolehan bersilat Beksi Tradisional H Hasbullah, lalu peBeksi berikutnya dan berikutnya lagi termasuk pebeksi anak wanita usia SD.
(rah)

Keterbukaan Management Keuangan Beksi Tradisional H Hasbullah Menarik Ditiru

Pada waktu usai Kirab Budaya untuk Negeri dan Seni Kebudayaan Betawi di Monas Ahad pekan lalu, Ketua Umum Beksi Tradisional H Hasbullah, Sdr Mualih Yahya, 40, bersama Guru Besarnya, Sabenuh Masir, 61, disaksikan 60-an anggota bersepakat membagi rata uang kerohiman perhelatan senilai Rp5 juta.

            Rp5 juta yang diperoleh Perguruan Pencaksilat Beksi Tradisional H Hasbullah dari Bendahara Panitia event itu dibagikan secara merata. Pertama dipotong 2,5 % untuk yatim Rp125 ribu. Kemudian tiap anggota dapat Rp75 ribu. Termasuk bayar ongkos pembuatan 2 bendera Beksi Rp600 ribu.
            Menurut Sabenuh Masir, sistem management keuangan terbuka dan transparans yang mereka kembangkan ini memenuhi rasa keadilan bagi setiap anggota dan pengurus Perguruan, demi melenyapkan ketidak puasan dan perasaaan negatif lainnya. Ia tambahkan, untuk kemajuan dan pelestarian Beksi Tradisional ke depan, modal utama lainnya adalah management keuangan yang transparans, jujur, dan tak melenceng dari sikap berkeadilan. Sebab bila sedikit saja menyimpang dari peri keadilan dan keamanahan, maka akibatnya Perguruan akan ditinggal begitu saja oleh para anggota.
            Lanjut Sabenuh Masir, dalam satu kesempatan berbeda, “Lebih baik dia tak dapat serupiah pun asal Beksi Tradisional H Hasbullah tetap jalan dan berkembang maju di masa depan. Dari pada mengambil uang dengan zalim yang beresiko Beksi ini matti.
            Mualih Yahya berpendapat event Kibar Budaya di Monas Ahad pekan lalu yang menyertakan Beksi di bawah pimpinannya ini dalam acara itu berharap akan tetap terpilih kembali mewakili Pemprov DKI Jakarta di agenda-agenda Budaya berikutnya missal di  tahun 2011 yang akan datang. Insya Allah kita akan terpakai lagi nanti.
Panitia Kibar Budaya yang difasilitasi LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi) menilai, Beksi Tradisional H Hasbullah saat ini sebagai pasukan pilihan, sukses buat Beksi Tradisional, kata Panitia itu, tambah Mualih Yahya gembira. 
            Acara yang diprakarsai LKB, PT Semen Gresik Tbk, dan Pemda DKI Jakarta khususnya Pemkodya Jakarta Pusat berjalan meriah, berhasil gemilang. 10.000-an pejalan sehat, pesenam dan 300-an peserta rombongan kesenian, budaya dan kuliner berbagai masakan Betawi dan daerah tuntas sejak dimulai pukul 6 pagi sampai siang hari. (mat)

SEJARAH SILAT BEKSI TRADISIONAL H. HASBULLAH

Sebuah Fenomena Warisan Budaya Tanah Betawi “

“ Salah satu jenis silat betawi yg terus berkembang sampai saat ini adalah BEKSI, secara bahasa BEKSI berasal dari kata BEK yg berarti Pertahanan (belanda) dan SI yg berarti Empat (Cina), jadi BEKSI itu maksudnya adalah Pertahanan dari Empat penjuru, atau BEKSI juga adalah singkatan yang dapat di artikan “ Berbaktilah Engkau Kepada Seruan Ilahi  “, sebagai seruan aplikasi perbuatan baik yang wajib di jalani setelah seseorang belajar Beksi.
BEKSI pada awalnya dibawa oleh lelaki petani keturunan cina yg hidup dan tinggal di daerah Dadap Tanggerang sekitar tahun 1928, lelaki itu bernama LIE CHENG OK (1854 - 1951), yang juga mahir mengajarkan beladiri (Beksi) kepada anak-anaknya, Suatu waktu dia bersengketa dengan petani pribumi yang juga jago silat, soal saluran air sawah, duel pun tak terhindarkan, namun sebelumnya mereka membuat perjanjian “Siapa yang kalah harus berguru kepada si pemenang”, kemudian Lie Cheng Ok menang, tapi si petani merasa sudah terlalu renta tuk belajar lagi, maka disuruhlah anaknya yg bernama MARHALI tuk berguru Beksi kpd Lie Ceng Ok, Marhali pun belajar hingga mahir menggunakan ilmu silat yg khas menggunakan kepalan tangan terbalik ini.
Suatu saat Marhali bertemu dengan H. GHOZALI bin H. Gatong (H.Zali, wafat 1963) dari petukangan yg tengah ngamen seni rebana ke daerah Dadap, H. Zali lalu menjajal ilmu Marhali sampai kemudian ikut belajar hingga selesai 12 jurus dan membawanya pulang ke Petukangan (Kebayoran), disini ada H. HASBULLAH bin Misin (Kong Has) yang walau sudah banyak memiliki ilmu silat, namun beliau masih haus juga tuk belajar Beksi dari H. Zali dan terus berusaha utk menguasainya, Kong Has tidak hanya belajar Beksi kepada H. Zali tapi setelah beliau selesai belajar pada H. Zali beliau meneruskan lagi dengan belajar kepada Marhali dan meneruskan lagi belajar dan menyelesaikan serta menyempurnakannya langsung pada Lie Cheng Ok, jadi beliau termasuk orang yg belajar Beksi secara komplit, baik secara urutan guru maupun jurus, Kemudian hasilnya setelah 60 tahun mendalami beliau berhasil menguasai 12 jurus di tambah beberapa pengembangan sendiri ( Jurus ciptaan beliau sendiri ) tanpa mengurangi atau menambah jurus asli.
Di tangan Kong Has perkembangan Beksi kian populer, Bahkan pada tahun 1975 beberapa kali Beksi menjadi finalis juara dalam event Lomba Tarung Bebas di Cileduk, Tanggerang dan Bandung, dan karena menang di bandung juga Alm. Kong Has diajak main film, beliau berperan sebagai Guru Silat dari Rhoma Irama dalam film “DARAH MUDA”, Kong H. Hasbullah bin H. Misin wafat pada kisaran usia 126 tahun ( tertulis di batu nisannya, Lahir 1863 – Wafat 14-11-1989 ), dan beliau di makamkan di sebuah TPU di daerah Petukangan jakarta selatan.
Kemudian pada saat ini estafet perkembangan BEKSI TRADISIONAL H. HASBULLAH di pegang oleh SABENUH MASIR ( Babeh Benuh ), yang mendapatkan pusaka amanat dari guru sekaligus mertuanya Alm. H. Hasbullah tuk melanjutkan, menjaga serta mengembangkan Beksi ini agar di bawa dengan tujuan dan cara yg baik,  Babeh Benuh juga telah di nobatkan sebagai Guru Besar Beksi oleh tokoh silat indonesia yang juga Presiden Silat Dunia yaitu Bpk.H. EDI NALAPRAJA pada tanggal 25 Maret 1986 bertempat dilapangan KOSTRAD Petukangan Utara Jakarta Selatan.
Babeh Benuh setelah selama lebih dari 40 tahun mendalami Beksi, telah juga berhasil mengembangkan beberapa jurus baru, bahkan beliau juga telah membukukan jurus-jurus Beksi dan membuatnya dalam bentuk VCD agar Beksi lebih mudah di pelajari oleh generasi selanjutnya.
Secara organisasi, Perguruan Silat Beksi Tradisional H. Hasbullah sekarang di pimpin oleh MUHALI YAHYA (Bang Ali), yang di bawah pimpinannya Beksi sudah tersebar di lebih dari 32 kolat di beberapa wilayah jakarta, beliau juga sangat aktif membawa Beksi menjalin silaturrahmi dengan perguruan- perguruan silat lain, baik dalam ajang FORUM PECINTA & PELESTARI SILAT TRADISIONAL INDONESIA maupun lewat media internet, yaitu via jejaring sosial Facebook dan Youtube dengan nama akun, beksi_tradisional@yahoo.com “. atau www.silatbeksi.webs.com
Dan dalam perjalanannya saat ini, Beksi Tradisional H. Hasbullah juga mulai memperkenalkan diri ke generasi muda lewat kegiatan Ekstra Kurikuler di sekolah dan juga lewat media layar kaca, baru-baru ini Beksi Tradisional H. Hasbullah diberikan kesempatan tuk terlibat secara langsung baik dalam ide cerita, pemain serta pengatur laga dalam FTV “ SILAT BOY 1 – 4”, POLICE 86 & 1001 DONGENG di TransTV.
Kami juga terus berusaha menjaga keTradisional’an Beksi kami ini sebagai sebuah warisan budaya, dalam bentuk diantaranya, Selain terus melestarikan budaya Palang Pintu dengan iringan pembacaan sholawat atas Nabi Muhammad SAW saat akan berlangsungnya sebuah acara pernikahan atau kedatangan tamu kehormatan di kalangan orang betawi, kami juga terus menerus menanamkan dan mengajarkan filosofi bahwa silat itu haruslah ‘nge’Deres( belajar ) dan nge’Jurus ( latihan ) , Golok (Silat) haruslah berSarung( Ngaji), norma2 agama juga selalu di taushiyahkan pada saat sebelum dan sesudah latihan, serta kegiatan Selametan dan santunan anak yatim yang di selenggarakan secara rutin setiap 6 bulan sekali dan juga pada tiap prosesi urut dan pemandian saat kenaikan jurus sebagai ungkapan rasa syukur atas semua anugrah  dari Ilahi kepada kami.
Dengan metode pendekatan secara personal dan kekeluargaan,  para guru kami mengajarkan dan menerapkan etika dan adab dalam perguruan maupun dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat secara umum, hingga diharapkan nantinya para Beksier dapat menjadi figur yang tangguh secara fisik serta mantap secara moral dan spiritual, juga bisa bermanfaat dan membawa kedamaian tuk dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya dimanapun dia berada.


Betawie, 13 Oktober 2010.
Di tulis ma' Bang Ozan.
Narasumber : Babeh Sabenuh Masir, Bang Muhali Yahya.
by Beksi Tradisional Haji Hasbullah on Thursday, 14 October 2010 at 20:42SILAT BEKSI

Napak Tilas BEKSI Tradisional H.Hasbullah 020809



by Beksi Tradisional Haji Hasbullah on Monday, 03 August 2009 at 17:20

Napak Tilas BEKSI TRADISIONAL H. HASBULLAH
02 Agustus 2009.
Subuh itu ku buka mataku dg segera, masih tersisa beberapa nyamuk yg begadang tuk temani tidurqu.. setelah qu tunaikan rasa syukurqu kpd Alloh Robb semesta alam..aq pun bergegas mandi n’ bersiap tuk memulai warnai hidup hari ini....
Qu lirik jam dinding t’lah tunjukkan pkl 05.30 pagi...hwaduh klo ga’ jln sekarang bisa telat neh.. s’mua t’lah siap.. segera qu cium tangan Bundaqu.. tuk pamit n’ minta do’a agar perjalanan hari ini di berikan keselamatan n’ keberkahan hingga akhir... Amiieennn..
Qu pacu kencang motorqu.. terngiang pesen dari Bang Muali klo qt bakalan start jalan dr Jagakarsa jam 06.00....breeettt....
Jam 06.10...ane nyampe deh d daerah jagakarse(dah berubah jd logat betawie..hehehe)..tapi ga’ langsung k rumah Bang Ali... ane nyari nasi uduk dulu bwt nyarap...
Dah ..jam setengeh tujuh ane nyampe d tempat bang ali... Sepi... hwaduh ane dah di tinggal neh....
..ane cb masuk n’ kasih salam....eh ..malah Bang Ali baru kelar mandi.... Ahh suwe...dasar indonesia...
Hehehhe....ternyata ane yg malah jd d’ 1st one came..hihihi
... Nunggu...bt..nunggu ..akhirnye qt jalan juga jam 8 start dari jagakarsa menuju tempat Babeh Benuh di Ulujami... sampe sono Babeh n’ BEKSIer termasuk Bang Ajad dari forum n’ Bp. Rahmat dari Pers dah nugguin rombongan qt... y dah kaga pake lama lagi..langsung caps..
Bismillah ...dengan 2mobil n’ 20an motor, rombongan pun mulai bergerak pasti....Tujuan pertama Makam Kong H. Ghodjalih masih di daerah deket sini jg seh, ampe disana qt kirim do’a di pimpin oleh Bang Ade dr BEKSI pusat,selesai memanjatkan do’a qt melanjutkan perjalanan....
Tujuan ke-2 adalah makam Kong H.Hasbulloh di Petukangan, sampe sono dah sekitar jam 10an, Do’a kembali di panjatkan kali ini Babeh Benuh n’ Bang Ali minta ane sendiri nyang mimpin..y dah Bismillah.... Ampe Amiiinn..kelar..
tp btw Kong Has termasuk orang yg Alloh kasih nikmat panjang umur loh, umur beliau sekitar 126 tahun (1863-1989)..Mudah2an umur beliau Berkah ye..Amiieenn...
Sebelom qt lanjutin perjalan, qt mo’ menghadiri undangan dari HAUL dari BEKSI Kong Nur, Lumayan lama disono, setelah Babeh Benuh ngasih sambutan n’ qt nunjukin maenan dari Bang Yudi n’ Rama serta Daus cs... qt mohon diri tuk bisa melanjutkan perjalanan....
Perjalanan pun di lanjutkan.. kini qt berangkat ke daerah Tanggerang tuk menziarahi keluarga dari Kong H.Marhalli... Jauh juga neh..pasti lumayan yg pd bawa motor, tp biar Jauh n’ Panas ga’ ngaruh bwt para jawara BEKSI...lanjut terus....
Sekitar jam 12an qt nyampe ke rumah keluarga besar Kong H.Marhalli di daerah Ceper Tanggerang, qt di sambut dg sangat hangat disana, dapat bertemu n’ bersilaturrahmi dg anak keturunan dari beliau dan berbagi cerita adalah sebuah kebahagiaan tersendiri tuk kami.....
Setelah qt numpang sholat zuhur di masjid setempat, qt pun mohon diri tuk meneruskan perjalanan ke tempat Mpe Ci Tong yaitu anak dari muasal jurus beksi di indonesia LIE CENG OK...
Berangkat dari tempat Kong H.Marhalli qt mampir dulu di rumah makan padang.. biase dah jadwalnya perut kudu di isi hehehe.. tp kayanye baru kali eni nih ..ade pendekar betawie nyatronin RM. Padang..heheh..Akhirnye qt pun sampe di rumah mpe’ yg berada di daerah Dadap Tanggerang, tp sayang mpe’ n’ keluarga sedang kaga ada di tempat, terpakse qt nunggu... bis ashar baru deh qt bs silaturrahmi ma’ beliau n’ Family.... wuah seneng bgt bs ketemu ma’ keturunan dari Akar Beksi...
trus ane n’ team (Bang Ajad, Bang Ikin, Bang Iwan n’ Bang Adul) jg di kasih kesempatan tuk pergi ke makam Lie Ceng Ok dg di anter oleh salah satu cu2nya..
qt jg dapet byk wejangan dari Mpe’ n’ qt jg berkesempatan melihat peragaan jurus asli beksi dari LIE CENG OK sebelum di kembangkan oleh kong H.Hasbulloh yg di peragain oleh Ko’ Suhandi sebagai cu2 nya Wuihh ..Mantabs n’ simple bgt!!
...n’ qt jg memperagain jurus yg dah di kembangin ma’ mpe’... n’ beliau n’ family sgt senang melihat n’ menerima kunjungan kami....
Akhirnya waktu pun bergulir senja kian dekat merayap n’ ingatkan kami tuk kembali..qt pun saling berpamitan..... n’ berdo’a s’moga dari perjalanan ini kami dapat mengambil hikmah yg bermanfaat tuk diri kami sebagai penerus dari BEKSI TRADISIONAL H.HASBULLOH di masa yg akan datang.. Amiieeenn..... Jayalah s’laloe !!
Di tulis di Betawie,03 Agustus 2009.
By. Bang Ozan.

Pembukaan KOLAT PENGADEGAN Jakarta Selatan




by Beksi Tradisional Haji Hasbullah on Monday, 27 July 2009 at 15:13



.. Sore itu masih menyimpan terik siangna..di sebuah madrasah ibtidaiyah yg masih terkesan klasik di ujung Gang B. jl. pengadegan Timur jakarta selatan, tampak beberapa anak2 umur belasan sibuk menggelar tiker n' menyetel sound system..n' yg lainnya masih mondar -mandir ngangkutin snack apa adanya...
15 menit sebelum waktu Ashar tiba.. Hp saya berdering.. disana bang Muali yahya berikan informasi klo beliau n' rombongan t'lah sampai di prapatan TMP Kalibata, saya segera berangkat tuk jemput rombongan d stasiun kalibata.....Akhirnya rombongan pun tiba di tempat acara.. Ade Babeh Sabenuh Masir(Guru Besar BEKSI tradisional H. Hasbulloh) n' rombongan dari pusat, ade bang Muali Yahya (Ketua Umum) n' rombongan dari kebagusan, ade jg seorang jurnalis dr s'buah media ibukota, ade bang Njam n' rombongan dari Setu babakan, terlihat jg diantaranya bang Ali pusat, Bang G'boy, Bang Arif, Bang Afif, Bang Andri Bang Ipunk dll... jumlah mereka ade sktr 30an orang..
datang dg satu niat.. Silaturrahmi n' sekaligus menghadiri acara PEMBUKAAN KOLAT PENGADEGAN yg insyAlloh akan di pegang ma' Bang Fauzan sebagai pengurusnye...
waktu ashar pun masuk.. seiring lantunan Azan n' Iqomat dari Bang Afif Bachtiar....setelah sholat ashar berjamaah selesai..acara pun di buka dg kumandang Tahlil sebagai rasa syukur qt kpd Alloh n' sebagai kiriman hadiah do'a tuk para orang tua n' guru2 yg t'lah meninggal dunia..
kemudian acara di lanjut dg sambutan dari Babeh Sabenuh Masir..trus Bang Muali Yahya n' dari tuan rumah yg di wakili oleh Ust. Abd. Basith.... kemudian setelah semua taushiyah tsb acr di lanjut dg atraksi dr kawan2 BEKSIer..... n' di tutup dg seremoni pembukaan kolat secara resmi oleh Babeh Sabenuh Masir dg pembacaan surat ALFATIHAH....
Alhamdulillah acara pun berjalan dg sukses... s'moga dapat terus istiqomah berjalan membawa n' menyebarkan nilai2 mulia dari BEKSI TRADISIONAL H.HASBULLOH...Amiieennn..!!
TERIMAKASIH atas bantuan n' support dari semua pihak..Jazaakumulloh khirul jazaa...!!

Ki Marhali Murid dari Lie Cheng Oek


by Beksi Tradisional Haji Hasbullah on Friday, 26 June 2009 at 16:57

Dikisahkan dari perselisihan yang terjadi antara Lie Ceng Oek dengan orang tua dari Ki Marhali mengenai perebutan aliran air yang mengaliri sawah di area pertanian yang mereka miliki. Perselisihan tersebut memicu hingga perkelahian diantara keduanya, dengan perjanjian jika salah satu diantara keduanya ada yang kalah, maka pihak yang kalah harus tunduk dan menimba Ilmu Bela Diri dari pihak yang menang.

Selanjutnya terjadilah perkelahian sengit antara Lie Ceng Oek dan orang tua Ki Marhali yang akhirnya perkelahian tersebut dimenangkan oleh pihak Lie Ceng Oek. Sebagaimana kesepakatan yang telah disetujui bersama, maka dengan demikian orang tua Ki Marhali harus tunduk dan menimba ilmu bela diri dari Lie Ceng Oek. Karena orang tua Ki Marhali sudah lanjut usia, maka sebagai gantinya ia mengirimkan Ki Marhali sebagai penggantinya untuk menimba ilmu bela diri dari Lie Ceng Oek. Hal tersebut disetujui oleh Lie Ceng Oek, maka diangkatlah Ki Marhali sebagai murid oleh Lie Ceng Oek menggantikan bapaknya yang lanjut usia.

Namun setelah berjalan waktu sekitar 6 bulan, Ki Marhali tidak pernah diajarkan satu jurus pun oleh Lie Ceng Oek, melainkan hanya disuruh mengambil air untuk mengairi area pertanian Lie Ceng Oek yang ditanami oleh kacang-kacangan dan lain-lain. Perihal tersebut disampaikan Ki Marhali kepada orangtuanya. Selanjutnya orang tua Ki Marhali menegur Lie Ceng Oek tentang hal tersebut. Lie Ceng Oek menjelaskan bahwasanya Ki Marhali dilatih demikian adalah bertujuan sebagai latihan fisik sebelum memasuki jurus. Setelah mendapat penjelasan tersebut orang tua Ki Marhali mengerti. Dan selang beberapa bulan kemudian Ki Marhali baru ditempa dan diajarkan jurus-jurus Ilmu Seni Bela Diri BEKSI hingga selesai keseluruhannya. Dengan demikian, Ki Marhali adalah Penerus Ilmu Seni Bela Diri BEKSI pertama yang berasal dari warga Betawi.
By. Bang Ajad.

Guru Besar PPS. BEKSI. H. Hasbullah

by Beksi Tradisional Haji Hasbullah on Friday, 26 June 2009 at 16:56H. Hasbullah

H. Hasbullah adalah warga asli Betawi yang tinggal di daerah Petukangan dan telah menguasai berbagai macam aliran silat. Beliau adalah murid dari H. Ghazali yang cukup cerdas dan sangat patuh kepada gurunya. Selain kepada H. Ghazali, beliau juga berguru langsung kepada Ki Marhali dan Lie Ceng Oek yang merupakan sesepuh dari Perguruan Pencak Silat BEKSI.

Setelah selesai menimba Ilmu Seni Bela Diri BEKSI dari guru dan para sesepuh Perguruan Pencak Silat BEKSI, beliau juga berkelana mengembangkan Ilmu Seni Bela Diri BEKSI hingga ke daerah Bekasi, Karawang, Batu Jaya, Rengas Dengklok dan Cabang Bungin. Setelah cukup lama beliau mengembara, akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya di daerah Petukangan pada tahun 1928 dan terus mengembangkan Ilmu Seni Bela Diri BEKSI sampai akhir hayatnya. Beliau mengembangkan Ilmu Seni Bela Diri BEKSI selama ± 60 tahun.

Beliau meninggal pada tanggal 14 November 2007 pada usia 82 tahun. Beliaulah yang mendapat Gelar Guru Besar BEKSI yang terakhir yang diakui oleh Lie Gie Tong cucu dari Lie Ceng Oek pendiri Perguruan Pencak Silat BEKSI.
By.Bang Ajad..